Selamat datang, Dunia
Apa yang membuatmu marah?
Sering aku merasa bahwa orang-orang itu begitu bodoh karena tidak pernah berpikir bahwa banyak hal yang mereka lakukan juga bekerja di level yang berbeda. Sering aku merasa bahwa orang-orang tak ada yang berani take a fuckin chance just to change their lives. Sering aku merasa bahwa orang-orang itu terlalu sibuk dengan prasangkanya masing-masing untuk dapat menghargai orang lain dengan benar dan pantas.
Aku benci semua orang. Terkadang aku bisa mengerti Kurt Cobain yang berpikir bahwa mungkin menjadi Helen Keller bukan ide yang terlalu buruk. Wouldn't being deaf-mute be nice, just to fuck away all the unnecessary judgements, all the incompetent trivial narrow-mindedness?
This is starting to sound the same.
I miss the comfort in being sad.*
Jika aku Tuhan, aku pasti akan memilih untuk menciptakan ras kehidupan baru di planet lain daripada melanjutkan masyarakat semacam ini. Aku ingin bersedih. But all that exists right now is stale anger -- tak lagi berapi-api, namun laten.
Maaf, Dunia, aku terlalu marah untuk melanjutkan. Aku hanya ingin memelukmu. Meremasmu hingga mati tak bernafas... Dan mungkin suatu saat kita akan berjumpa lagi dalam hari yang lebih cerah.
Until that day,
*kredit lagu: Frances Farmer Will Have Her Revenge on Seattle oleh Kurt Cobain/Nirvana, the person who inspired much of my critical anger.
P.S. A belated Happy Birthday for my great friend Eppie. You're an oasis in the desert of indifference. I hope all those cactuses in your heart keep on blooming to inspire more people. The thought that people like you exist is a reason to smile, even in my anger. So here's for you :)
Friday, January 18, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment